bulan depan jazzle masuk 2tahun. setelah sukses ngajarin jazzle beresin mainannya sendiri sekarang kepikiran untuk mulai ngajarin dia berenti ngedot, selain khawatir sama gigi nya yg lagi masa pertumbuhan mamanya juga bisa lebih Hemat... ihihihihi.. tapi pastinya tanpa mengurangi asupan kalsium buat mas jazz, mengingat mas jazz masih dalam masa pertumbuhan..
udah pasti gw browsing n tanya sana sini untuk selama proses pengalihannya.. kebanyakan menyarankan untuk beralih ke UHT. alasannya sih karena memang susu UHT biasanya ada dalam kemasan kotak yg ringkes, dan bs langsung minum.. jadi harapannya sih bs mengalihkan perhatian jazzle dr botol susunya..
lepas dr tampilan luarnya udh pasti gw pengen yg tebaik buat anak gw.. daann.. ga ada acara coba2.. kaya diiklan kan buat anak ko coba2.. *halaaahh..
akhirnya gw cb nyari2 apa sih plus minusnya si UHT ini..
dan inilah yg gue dapet dr forum sebelah.. :D
Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu
Ditulis oleh Administrator
Senin, 19 Oktober 2009 16:46
Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi
mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai
makanan yang hampir sempurna karena kandungan
zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu
mengandung protein, karbohidrat, lemak,
mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D
dalam jumlah memadai.
Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi
molekul-molukel yang terkandung di dalamnya.
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari
ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh
dengan cara pemerahan yang benar yang
kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah
sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan
apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam
prakteknya sangat kecil peluang kita untuk
mengonsumsi susu segar definisi SNI tersebut di
atas. Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat
adalah susu olahan baik dalam bentuk cair
(susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu
bubuk.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi
perlakuan panas sekitar 63-72 derjat Celcius
selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh
bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus
disimpan pada suhu rendah (5-6 derjat
Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar
14 hari.
Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau
tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti
lemak atau protein yang kemudian dikeringkan.
Umumnya pengeringan dilakukan dengan
menggunakan spray dryer atau roller drayer.
Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun
dengan penanganan yang baik dan benar.
Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk
prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim
milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak
(skim milk prowder) (SNI 01-2970-1999).
Susu UHT (ultra high temperature) merupakan
susu yang diolah menggunakan pemanasan
dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang
singkat (135-145 derajat Celcius) selama 2-5 detik
(Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu
tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh
mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen)
dan spora. Waktu pemanasan yang singkat
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai
gizi susu serta untuk mendapatkan warna,
aroma dan rasa yang relatif tidak berubah
seperti susu segarnya.
Proses Susu UHT
Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair
segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan
suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat
singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga
memiliki mutu yang sangat baik. Secara
kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT
adalah bahan baku, proses pengolahan dan
pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar
adalah susu segar yang memiliki mutu tinggi
terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung
oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen
yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar
bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang
memadai, bebas dari antibiotika dan
bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian,
sapi perah akan menghasilkan susu dengan
komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga
harus didukung oleh cara pemerahan yang
benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan
kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan
sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja.
Susu segar yang baru diperah harus diberli
perlakuan dingin termasuk transportasi susu
menuju pabrik.
Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu
segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan
dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan
menggunakan alat-alat yang steril dan
meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh
proses dilakukan secara aseptik. Susu UHT
dikemas secara higienis dengan menggunakan
kemasan aseptik multilapis berteknologi
canggih. Kemasan multilapis ini kedap udara
sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke
dalamnya. Karena bebas bakteri perusak
minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman
untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan
multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga
cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya
dengan terlindungnya dari sinar ultra violet
maka kesegaran susu UHT pun akan tetap
terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu
UHT disterilisasi satu per satu secara
otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut
secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya
campur tanganmanusia sehingga menjamin
produk yang sangat higienis dan memenuhi
standar kesehatan internasional. Dengan demikian
teknologi UHT dan kemasan aseptik multilapis
menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan
lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak
perlu disimpan di lemari pendingin hingga
10 bulan setelah diproduksi.
Keunggulan Susu UHT
Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya
yang sangat panjang pada susuh kamar
yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet
dan tidak perlu dimasukkan ke lemari
pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari
umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu
pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan
susu yang sangat higienis karena bebas dari
seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan
pembusuk) serta spora sehingga potensi
kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan
hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat
singkat pada proses UHT menyebabkan mutu
sensori (warna, aroma dan rasa khas susu
segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak
berubah.
Proses pengolahan susu cair dengan teknik
sterilisasi atau pengolahan menjadi susu bubuk
sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan
mutu gizinya terutama vitamin dan protein.
Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT
sangat sedikit pengaruhnya terhadap
kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan
protein sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan
susu cair menjadi susu bubuk.
Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat
berupa terbentuknya pigmen coklat
(melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi
Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik
yang terjadi antara gula dan protein susu
akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam
waktu yang cukup lama seperti pada proses
pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan
tersebut menyebabkan menurunnya daya cerna
protein. Proses pemanasan susu dengan suhu
tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat
menyebabkan terjadinya rasemisasi
asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi
asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh
manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam
amino dalam bentuk L. Dengan demikian
proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut
pandang ketersediaan biologis asam-asam
amino di dalam tubuh.
Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi
asam amino telah berdampak kepada
menurunnya ketersedian lisin pada
produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan Lisin
pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya
mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya
dapat mencapai 5-10 persen.
Tip Penggunaan Susu UHT
Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka
susu tersebut harus disimpan pada refrigerator.
Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan
pada suhu tinggi (di atas 50 derajat Celcius)
karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan
gel akibat kerusakan protein.
Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi
secara visual, ciri utama yang umum terjadi
adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan
terjadi akibat kebocoran kemasan
yang memungkinkan mikroba-mikroba penbusuk
tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi
susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas
CO2 yang menyebabkan gembung. Kerusakan
juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang
masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas
fermentasi oleh mikroba pembusuk juga
menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang
menyebabkan susu menjadi berflavor dan
beraroma masam.
Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah
mengental. Fermentasi susu oleh bakteri
pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan
koagulasi dan pemecahan protein akibat
penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi
dan pemecahan protein inilah yang
menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi
pecah dan agak kental.
Sumber: Milis Balita-Anda dikirim oleh Arief
Hidayat
(Nara sumber: Prof Dr Ir Made Astawan
MS)
dan daripada hal itulah gw semakin yakin buat memilih susu UHT sebagai pengganti SUFOR jazzle sebagai upaya pengurangan menuju penghilangan penggunaan botol susu.. hehehe
yaahh... semoga kedepannya jazzle bisa lulus lagi dr kelas botol susu.. :D
Bismillah deh ah..
^things to think momies.. ^.^